PERALATAN DAN PEKERJAAN DASAR PERBENGKELAN KONTRUKSI LOGAM (PEMOTONGAN BESI)
PERALATAN
DAN PEKERJAAN DASAR PERBENGKELAN KONTRUKSI LOGAM (PEMOTONGAN BESI)
(
Laporan Praktikum Perbengkelan )
Oleh:
Fanya Alfacia Arafat
1314071022
LABORATORIUM
DAYA ALAT DAN MESIN PERTANIAN
JURUSAN
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2015
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Mesin Potong merupakan alat potong yang biasanya
untuk memotong bahan-bahan yang terbuat dari logam atau kayu. Mesin ini
memiliki satu deretan mata potong pada kelilingnya yang masing-masing berlaku
sebagai pemotong tersendiri pada daur putaran. Sebagian mesin perkakas atau
ragam mesin merupakan suatu alat yang digunakan antara lain, untuk memotong
benda-benda kerja atau bahan yang terbuat dari besi dan kayu (Sudaryanto, 2001).
Pada umumnya proses pemotongan besi merupakan salah satu bagian dari
proses pengolahan bahan setengah jadi menjadi barang jadi.
Proses
pemotongan besi selalu disesuaikan dengan macam bentuk pesanan dengan aneka
ragaman bentuk dapat dilakukan disini, ketebalan 2mm - 150 mm bahkan
lebih dan dapat produksi dalam jumlah masal. Proses pemotongan besi biasa dilakukan dalam perbengkelan,
hal ini dilakukan sebagai proses pembelajaran untuk semua praktikan yang
mengambil mata kuliah perbengkelan, pemotongan besi dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin potong besi, seperti gerinda, gergaji besi, dan lain-lain.
Teknik Perbengkelan
adalah pengetahuan dan ketermpilan tentang peralatan dan metode untuk membuat,
membentuk, merubah bentuk, merakit ataupun memperbaiki suatu benda (dalam hal
ini adalah berbahan dasar logam) menjadi bentuk baru atau kondisi yang lebih
baik, baik manfaat ataupun estetika.
Yang dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk
dan menyambung besi lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran
yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat besi dapat dilakukan dengan
menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang
meliputi macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah memotong, melubangi, meregang,
menyambung, dan lain-lain.
1.2 Tujuan
Adapun Tujuan dari praktikum Perbengkelan ini adalah:
1.
Mahasiswa
mampu menggunakan mesin pemotong besi.
2.
Mahasiswa
mengetahui proses dan cara kerja mesin pemotong besi.
3.
Mahasiswa
mampu mengukur siku-siku pada besi yang akan digunakan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Gerinda
Mesin gerinda
merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Awalnya
mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti
besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda
kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda
kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk
lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja
untuk dilas, dan lain-lain. ada umumnya mesin gerinda digunakan untuk menggerinda atau memotong
logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita juga dapat
menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton, keramik,
genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin
gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan agar
kita menggunakannya secara benar karena penggunaan mesin gerinda untuk benda kerja bukan logam umumnya
memiliki resiko yang lebih besar (Triyanto, 2009).
Bagian badan mesin yang biasanya terbuat dari besi
tuang yang memiliki sifat sebagai peredam getaran yang baik. Fungsinya adalah
untuk menopang meja kerja dan dan menopang kepala rumah spindel. Bagian poros
spindel merupakan bagian yang kritis karena harus berputar dengan kecepatan
tinggi juga dibebani gaya pemotongan pada batu gerindanya dalam berbagai arah.
Bagian meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi hasil kerja proses
gerinda karena diatas meja inilah benda kerja diletakkan melalui suatu ragum
ataupun magnetic chuck yang dikencangkan pada meja.
Berikut ini merupakan cara mengoperasikan sebuah
mesin gerinda, yaitu sebagai berikut:
1.
Posisi benda kerja bebas, tergantung
tingkat kesulitan pengerjaan.
2.
Pasang kabel penghubung ke stop kontak
dan pastikan kabel kondisi normal, aman, tidak melilit dan tidak ketarik.
3.
Hidupkan mesin dengan memindahkan saklar
ke posisi ON.
4.
Arahkan mesin secara perlahan-lahan dari
berbagai posisi (pertimbangkan tingkat kesulitan) secara teratur dan aman,
sampai benda kerja terlihat rata dan
halus.
Biasanya pengerjaan ini setelah proses pengelasan selesai.
5.
Untuk mematikan mesin, pindahkan saklar
ke posisi OFF.
Macam – macam batu gerinda:
Jenis-jenis batu gerinda memilki berbagai macam,
seperti shaped grinding wheels, cylindrical grinding wheels. Fungsi dari
batu gerinda tersebut juga berbeda-beda dalam pemakaiannya, berikut
fungsi dari beberapa jenis batu gerinda.
1.
Flat wheels, untuk
melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti handtap, countersink, mata
bor, dan sebagainya.
2.
Cup wheels, untuk
melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat bubut,
dan sebagainya.
3.
Dish grinding wheels, untuk
melakukan penggerindaan profil pada cutter
4.
Shaped grinding wheels, untuk
memotong alat potong ataupun material yang sangat keras, seperti HSS, material
yang sudah mengalami proses heat treatment.
5.
Cylindrical grinding wheels, untuk
melakukan penggerindaan diameter dalam
suatu
jenis produk. Selain fungsi yang berbeda pada setiap jenis batu, juga mempunyai
warna batu yang berbeda pula, dimana setiap warna yang dimiliki batu mempunyai karakteristik
yang berbeda pula, di pasaran pada umunya terdapat warna merah muda, putih dan
hijau (Sudaryanto, 2001).
LANGKAH KERJA PENGGUNAAN MESIN GERINDA:
Pada umumnya bekerja dengan mesin gerinda prinsipnya sama
dengan proses pemotongan benda kerja. Pisau atau alat potong gerinda adalah
ribuan keping berbentuk pasir gerinda yang melekat menjadi keping roda gerinda.
Proses penggerindaan dilakukan oleh keping roda gerinda yang berputar menggesek
permukaan benda kerja. Kecepatan kerja dalam kerja gerinda bukan faktor utama,
hasil akhir dalam bentuk dan ketepatan ukuran lebih diutamakan. Dua operasi
penggerindaan yang akan dijelaskan adalah kerja gerinda permukaan dan kerja
gerinda silinder luar dan dalam.
Urutan kerja gerinda umumnya adalah sebagai berikut :
a. Pemahaman gambar kerja
b. Pencekaman benda kerj
c. Pemeriksaaan air pendingin
d. Pemeriksaan ketajaman roda gerinda
e. Pengaturan putaran
f. Penyetelan panjang langkah dan dalamnya pemakanan
g. Pemeriksaan penggerindaan (jalan kosong)
h. Penggerindaan benda kerja
i. Pemeriksaan hasil gerinda (Sudaryanto, 2001).
a. Pemahaman gambar kerja
b. Pencekaman benda kerj
c. Pemeriksaaan air pendingin
d. Pemeriksaan ketajaman roda gerinda
e. Pengaturan putaran
f. Penyetelan panjang langkah dan dalamnya pemakanan
g. Pemeriksaan penggerindaan (jalan kosong)
h. Penggerindaan benda kerja
i. Pemeriksaan hasil gerinda (Sudaryanto, 2001).
Syarat utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan roda
gerinda ialah :
A. Sifat fisik dari material yang akan
digerinda mempengaruhi pemilihan dari bahan asah. Gunakan roda gerinda
alumunium oksida untuk material-material berkekuatan tarik yang tinggi. Seperti
contoh baja karbon, baja campuran, baja kecepatan tinggi, besi tempa, perunggu
dll. Gunakan roda gerinda silicon carbide untuk material berkekuatan tarik yang
rendah. Contoh besi kelabu, kuningan, alumunium, tembaga, granite, karet, kulit
dan lain – lain. Gunakan roda gerinda keras untuk material yang lunak dan
gunakan roda gerinda lunak untuk material yang keras. Bila menggerinda material
keras, butiran-butiran lebih cepat tumpul dari material lunak, maka lunaknya
perekat diperlukan untuk memudahkan butiran-butiran membelah atau meninggalkan
roda gerinda dengan tujuan memunculkan butiran-butiran baru sebagai
penggantinya. Material lunak kurang cepat penumpulan butiran-butirannya.
Perekat kuat memungkinkan pemegangan butiran-butiran lebih lama.
B. Banyaknya material yang dihilangkan dan hasil
akhir yang diminta mempengaruhi pemilihan dari
ukuran butiran, struktur dan tipe perekat. Gunakan roda gerinda
yang kasar dan berpori-pori untuk pemakanan banyak. Gunakan roda gerinda
berbutiran halus untuk penyelesaian yang baik. Gunakan roda gerinda berbutiran
kasar untuk material liat dan berbutiran halus untuk material keras. Disini
kecepatan produksi bukan faktor yang penting (Triyanto, 2009)
Menggerinda Permukaan. Menggerinda permukaan adalah mengerjakan
penggerindaan pada permukaan yang lurus. Jenis gerinda permukaan antara lain:
A. Memotong atau menipiskan permukaan
yang panjang dan gerinda bentuk. Benda kerja diletakkan pada meja mesin yang
diikat dengan magnit. Roda gerinda dipasang pada poros yang letaknya
horizontal. Pamakanannya bergerak menurun dan diatur antara 1/1000 sampai 5/100
mm setiap gerak pemakanannya.
B. Gerinda permukaan lainnya adalah
menggerinda benda kerja yang dipasang pada kepala tetap (cekam), dan diantara
dua senter. Untuk benda kerja yang dijepit antara dua senter, dapat menggunakan
permukaan depan roda gerinda. Agar permukaan benda kerja rata, permukaan depan
roda gerinda di truing minimum 1 derajat kearah pusat sumbu.
Menggerinda
silinder.
A. Menggerinda silinder luar. Dilakukan
dengan gerak memanjang untuk benda kerja panjang, dan gerak tegak lurus untuk
benda yang tebalnya tidak melebihi tebal roda gerinda. Gerak tegak lurus juga
dilakukan untuk gerinda bentuk.
B.
Menggerinda
silinder dalam. Dilakukan sesuai posisi benda kerja, yaitu benda kerja dapat
berputar misalnya bentuk ring, pelana (bush), dan benda kerja tidak dapat
berputar, misal bentuk jig dan dies.
2.2 Gergaji Tangan
Gergaji ialah sejenis alat yang
digunakan untuk memotong sesuatu. Bilah gergaji biasanya bergerigi dan bentuk
gigi gergaji bergantung kepada bahan yang dipotong, contohnya kayu atau logam.
Ada banyak jenis gergaji. Diantaranya merupakan peralatan tangan yang bekerja
dengan kekuatan otot. Beberapa gergaji memiliki sumber tenaga lain seperti
stim, air atau elektrik dan lebih kuat dari gergaji tangan. Gergaji tangan digunakan untuk
memotong benda kerja yang sederhana.Pahat gergaji berbentuk pisau fleksibel tipis
dengan panjangnya 200 mm sampai 300 mm,jarak bagi gigi atau jarak antara puncak
gigi 0,8 sampai1,8 mm,dan dilengkapi dengan penggangan berupa rangka tangkai
yang nyaman bila dipegang (Wiyosumarto, 1982).
Gergaji biasanya menimbulkan bunyi
bising. Menggunakan gergaji untuk memotong bahan agak berbahaya karena tepinya
yang tajam. Bagian benda yang dipotong gergaji dapat terbang tanpa disadari dan
berbahaya buat pernapasan, mata dan kulit. Gergajit tangan adalah alat potong
yang banyak digunakan pada bengkel kerja bangku dan kerja mesin. Gergaji tangan
adalah peralatan utama dalam bengkel, karena fungsi alat ini adalah untuk
menyiapkan bahan bakal yang akan dikerjakan atau dibuat benda kerja.
Prinsip kerja dari gegaji tangan adalah
langkah pemotongan kearah depan sedangkan langkah mundur mata gergaji tidak
melakukan pemotongan. Prinsip kerja tersebut sama dengan prinsip kerja
mengikir. Pekerjaan pemotongan dilakukan oleh dua daun mata gergaji yang
mempunyai gigi-gigi pemotong. Dengan menggunakan gergaji tangan dapat dilakukan
pekerjaan seperti memendekkan benda kerja, membuat alur/celah dan melakukan
pemotongan kasar/pekerjaan awal sebelum benda kerja dikerjakan oleh peralatan
lain (Wiyosumarto, 1982)
Adapun bagian-bagian dari gergaji tangan
adalah:
1.
Bingkai/rangka, Bingkai
gergaji kuat dan kokoh untuk memegang mata gergaji ketika dipasang dalam
berbagai bentuk untuk melakukan suatu pekerjaan. Terdapat dua jenis bingkai,
yaitu bingkai tetap dan bingkai tidak tetap. Bingkai tetap hanya dapat memegang
mata gergaji yang sama panjangnya dengan bingkai. Sementara bingkai tidak tetap
dapat digunakan untuk memasang mata gergaji yang mempunyai ukuran yang
berbeda-beda. tersebut.
2.
Pemegang, Pemegang gergaji
terdiri dari berbagai jenis, seperti pemegang yang berbentuk lurus atau
benbentul pistol. Pemilihan pemegang gergaji tergantung pada keinginan pemakai
pada saat melakukan pekerjaan tertentu.
3.
Peregang/pengikat, Peregang
adalah baut yang terdapat pada bingkai gergaji yang berfungsi untuk mengikat
dan mengatur ketegangan mata gergaji pada saat dipasang pada bingkai.
4.
Daun mata gergaji, Pemilihan
mata gergaji sangat penting untuk mengergaji sesuatu jenis logam dengan baik.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada saat memilih mata gergaji adalah:
·
Bahan mata gergaji, Mata
gergaji dibuat dari bahan seperti baja karbon tinggi, baja tahan panas, baja
paduan tungsten dan baja paduan molibdenum. Pemilihan jenis mata gergaji
tergantung pada kekerasan logam yang akan dipotong. Mata gergaji yang terbuat
dari baja tahan panas lebih ekonomi dan tidak cepat haus jika dibandingkan
dengan jenis yang lain.
·
Kekerasan mata gergaji,
Kebanyakkan mata gergaji dikeraskan keseluruhannya, tetapi untuk jenis mata
gergaji lentur, hanya bagian giginya saja yang dikeraskan. Mata gergaji ini
jarang patah dan dapat memotong bagian-bagian yang sukar dipotong.
·
Ukuran mata gergaji, Panjang
mata gergaji adalah antara 255 mm hingga 300 mm untuk gergaji besi tangan.
·
Bentuk mata gigi, Bentuk
mata gergaji adalah berselang seling kekiri dan kekanan. Tujuannya adalah
supaya mata gergaji ini tidak terjepit pada saat memotong benda kerja dan juga
untuk memberi ruang pada serbuk logam agar mudah keluar.
Ukuran mata gergaji diukur dari:
·
Panjang
·
Tebal
·
Lebar
·
Jarak atau bilangan gigi
dalam satu inci
Panjang bilah mata gergaji tangan diukur
dari jarak antara pusat lubang pada setiap ujungnya. Untuk bilah mata gergaji
tangan yang biasa digunakan panjangnya ialah 250 mm dan 300 mm, lebarnya 13 mm
dan 16 mm serta tebalnya adalah 0.63 mm dan 0.80 mm (Wiyosumarto, 1982).
2.3 Pemotongan Besi
Jika sebuah struktur dibuat,
prosedur pertama adalah pemotongan material dan ada beberapa metode pemotongan.
Tenaga mekanis digunakan untuk pengguntingan dan penggergajian, dan sumber
panas temperatur tinggi untuk pemotongan dengan gas dan mesin potong busur
plasma. Berbagai macam teknik pemotongan digunakan dalam sehari-harinya,
tergantung dengan kebutuhannya, misalnya seperti kapasitas pemotongan, jenis
material yang dipotong, akurasi pemotongan, kualitas permukaan potong,
kemampuan operasinya, efisiensi biaya dan faktor keamanan.
.
Sumber energi panas yang digunakan untuk pemotongan termal termasuk reaksi oksidasi, energi listrik, energi sinar dan kombinasi dari tersebut diatas. Bagaimanapun juga pemotongan termal sangat jarang digunakan hanya dengan energi termal saja. Sebagian besar dari potong termal dilakukan dengan pemanasan bagian logam yang dipotong dan peniupan terak yang timbul sebagai hasil dari pemotongan oleh gas. Energi hidrodinamik dari gas adalah sangat penting. Dalam mesin potong besi ini dapat memotong benda-benda yang terbuat
Sumber energi panas yang digunakan untuk pemotongan termal termasuk reaksi oksidasi, energi listrik, energi sinar dan kombinasi dari tersebut diatas. Bagaimanapun juga pemotongan termal sangat jarang digunakan hanya dengan energi termal saja. Sebagian besar dari potong termal dilakukan dengan pemanasan bagian logam yang dipotong dan peniupan terak yang timbul sebagai hasil dari pemotongan oleh gas. Energi hidrodinamik dari gas adalah sangat penting. Dalam mesin potong besi ini dapat memotong benda-benda yang terbuat
dari besi dan benda-benda logam lainnya (Hendroprawoko, 1983).
Adapun langkah-langkah untuk mengoperasikan mesin
potong besi adalah sebagai berikut:
1.
Memasang benda seperti pipa bulat, besi
kotak, plat besi, besi siku dan sebagainya ke Vise Plate kemudian
menetekan dengan mengatur Vise Handle.
2.
Benda kerja yang panjang harus ditopang
dengan balok kayu sebelum pemotongan berlangsung.
3.
Memasang kabel penghubung ke stop kontak
dan memastikan kabel dalam keadaan normal, aman, tidak melilit dan tidak
ketarik.
4.
Menghidupkan mesin dengan menekan dan
menahan tombol Trigger, serta secara perlahan lengan pemotong
diturunkan.
5.
Menyelesaikan pemotongan dengan
baik dan melepaskan tombol Trigger setelah proses pemotongan selesai.
Alat-alat yang diperlukan selama menggunakan mesin
pemotong besi adalah sebagai berikut :
1.
Masker,
digunakan untuk melindungi pernafasan kita pada saat melakukan penggerindaan,
terutama pada saat melakukan dressing.
2.
Kacamata,
untuk melindungi mata dari percikan bunga api dan debu pada saat penggerindaan.
3.
Bevel protector, alat yang digunakan untuk mengukur sudut pada alat
potong setelah melakukan penggerindaan.
4.
Surface plate, alat
yang digunakan untuk melihat kerataan/ketinggian pada mata cutter, berupa alat
yang mempunyai permukaan sangat rata dan halus.
5.
Caliper,
digunakan untuk mengukur sebuah dimensi, biasanya dipakai untuk membuat pahat
ulir.
6.
Dresser, merupakan batu diamond yang digunakan untuk membersihkan batu gerinda yang
kotor.
7. Kunci “L” dan kunci pas, untuk mengatur sudut-sudut pada alat potong yang akan
digerinda (Taufiq
Rochim, 1989).
2.4 Gerinda tangan
Mesin gerinda
tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Awalnya
mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti
besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda
kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda
kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk
lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja
untuk dilas, dan lain-lain. Gerinda tangan adalah salah satu alat yang paling sering
digunakan dalam proses produksi metalworking. Mesin gerinda tangan akan sangat
bermanfaat bila digunakan sesuai dengan prosedur yang aman. Bila cara aman
menggunakannya tidak dipenuhi, risiko yang akan muncul sangat besar karena alat
ini menggunakan prinsip putaran mesin yang tinggi. Nah, untuk mengurangi risiko
terjadinya kecelakaan kerja saat mengoperasikan mesin gerinda tangan, ada
baiknya mengikuti standar prosedur pemakaian mesin gerinda tangan
(Triyanto, Ant. 2009).
Pada umumnya
mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda atau memotong logam, tetapi
dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin
gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu
alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda tangan
untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan agar kita
menggunakannya secara benar karena penggunaan mesin gerinda tangan untuk benda
kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar (Triyanto, Ant.
2009).
Sebelum menggunakan mesin gerinda tangan, pakailah
perlengkapan pengaman pribadi. Hampir semua cedera akibat kecelakaan penggunaan
mesin gerinda tangan adalah mengenai kepala. Karena itu gunakanlah pelindung
kepala yang full-face dan transparan untuk meminimalisir risiko cedera parah.
Usahakan sebaiknya rambut tidak panjang, bila memang panjang, ikat kebelakan
dan dimasukkan ke dalam topi. Pakai alat penutup telinga untuk mengurangi suara
bising saat pengerjaan menggunakan mesin gerinda tangan. Usahakan menggunakan
alat penutup telinga yang sudah terstandarisasi secara teknis dan medis untuk
mengurangi suara bising yang dapat didengar telinga manusia.
Pakai sepatu pengaman saat proses grinding berlangsung.
Sepatu yang dipakai adalah sepatu yang tidak mudah terbakar dan pada bagian
jemari kaki dilindungi oleh lapisan sepatu yang lebih kuat (Triyanto, Ant. 2009).
Kenakan pakaian operator yang benar. Pakaian yang digunakan
adalah pakaian yang cukup tebal dan menutupi semua bagian tubuh. Hindari
pakaian yang longgar karena dapat mengakibatkan baru gerinda yang lepas atau
pecah masuk ke dalam kolong baju. Gunakan sarung tangan yang menutupi semua
bagian tangan. Pastikan sarung tangan yang dipakai nyaman dan Anda tetap dapat
dengan cepat menyentuh tombol OFF disaat yang diperlukan (Triyanto, Ant. 2009).
Sama seperti alat listrik lainnya, mesin gerinda juga
berisiko mengalami korsleting bila arus listrik mengalir dengan tidak sempurna.
Sesuaikan batu gerinda yang akan dipakai. Penggunaan batu gerinda yang salah
juga dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Dan bukan hanya mesin rusak,
risiko cedera juga akan meningkat. Batu gerinda yang digunakan juga harus dalam
kondisi baik atau prima. Periksa kondisi gerinda harus dalam bentuk yang
simetris. Bila batu gerinda asimetris akan mengakibatkan pecah pada putaran
tinggi (Triyanto, Ant. 2009).
Perhatikan posisi kabel saat mengerjakan proses menggerinda.
Karena bila tidak bisa mengakibatkan kabel terpotong dan mengalami korsleting
sehingga akan menghambat pekerjaan Anda. Saat proses menggerinda, posisikan
badan dengan nyaman dan aman. Selalu gunakan kedua tangan untuk memegang mesin.
Jangan menekan mesin terlalu keras ke benda kerja, karena akan mengakibatkan
mesin bekerja dengan berat. Biasanya ini dikarenakan batu gerinda yang tidak
tajam. Dengan begitu daya listrik yang dipakai akan lebih besar. Ini akan
menjadi sebuah kerugian bagi Anda sebagai pengusaha. Gunakanlah batu gerinda
yang tajam, berkualitas prima dan anti selip. Maka proses pengerjaan akan
menjadi lebih efisien, hemat listrik, dan hemat waktu (Triyanto, Ant. 2009).
Perhatikan jarak aman material yang digerinda dengan tanah.
Jadi saat material dipotong tidak jatuh terlalu tinggi dari posisi pemotongan
yang dapat mengakibatkan cedera kaki. Arahkan percikan api dengan benar dan
jauh dari orang di sekitar Anda. Beberapa material mungkin tidak menghasilkan
percikan api saat proses menggerinda, namun sisa potongan kecilnya tetap
berbahaya karena panas dan dapat mencederai orang disekitar Anda. Setiap mesin
gerinda pasti terdapat petunjuk arah berupa tanda panah yang menunjukkan kemana
arah buang percikan api (Triyanto, Ant. 2009).
Jangan ambil risiko menggunakan batu gerinda yang asal
murah. Perhatikan kualitasnya, karena ini sangat berpengaruh terhadap hasil
kerja dan efisiensi waktu dan daya. Setelah selesai menggerinda, tunggu sampai
batu gerinda berhenti total. Kemudian letakkan mesin gerinda di permukaan yang
datar dengan batu gerinda berada diatas (mengarah ke atas). Ini untuk
mengantisipasi bila mesin tidak sengaja menyala, maka batu gerinda yang
berputar tidak mengenai benda apapun. Cabut kabel mesin dari stop kontak bila
sudah tidak akan digunakan lagi dalam jangka waktu lama atau saat sedang
mengganti batu gerinda (Triyanto, Ant. 2009).
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan
Tempat
Praktikum mata kuliah Perbengkelan dengan judul Pemotongan
Besi ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 27 Maret 2015 pukul 15.00 – 16.40
WIB, di Laboratorium Daya Alat dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3.2 Alat
dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum Perbengkelan yaitu Mesin Gerinda, Gerinda tangan, gergaji tangan, dan pengukur
siku-siku, dan kacamata pelindung.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu plat
besi panjang, tip x, penggaris, dan balok.
3.3 Diagram Alir
Disiapkan
2 buah besi yang panjang, tip x, dan penggaris
|
Diukur
siku-siku dengan penggaris siku pada besi yang telah dipotong dan ditandai dengan
tip x atau spidol
|
Dilakukan
pemotongan besi dengan mesin pemotong.
|
Dilakukan
pemotongan dengan gergaji atau gerinda tangan pada besi yang sudah diberi
garis.
|
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh
data hasil pengamatan sebagai berikut :
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Proses
Pengukuran siku-siku besi menggunakan penggaris siku pada besi yang telah
dipotong.
|
2.
|
|
Proses
pemotongan besi dengan menggunakan
mesin gerinda.
|
3.
|
|
Proses
pemotongan beai menggunakan gergaji tangan pada besi yang telah diberi garis
siku.
|
4.
|
|
Proses
pemotongan beai menggunakan gerinda tangan pada besi yang telah diberi garis
siku.
|
4.2 Pembahasan
4.2.1
Pemotongan Besi
Pada umumnya peroses
pemotongan besi merupakan salah satu bagian dari proses pengolahan bahan
setengah jadi menjadi barang jadi. Proses pemotongan besi selalu
disesuaikan dengan macam bentuk pesanan dengan aneka ragaman bentuk besi
yang akan dibuat ke tahap selanjutnya. Pemotongan besi dilakukan oleh semua
praktikan, masing-masing praktikan memperoleh 2 potong besi dengan panjang
20cm, kemudian besi tersebut akan diproses kembali dengan mesin pemotong
sehingga bisa terbentuk sebuah kotak dari potongan-potongan besi tersebut.
4.2.2
Prosedur Pemotongan
Prosedur atau proses
pemotongan besi pada praktikum ini diawali dengan pengukuran pada besi yang
akan dipotong, besi yang akan dipotong diukur dengan panjang 20cm, setelah besi
diukur dengan masing-masing panjang besi 20cm dan besi tersebut diberi tanda
dengan tip x, kemudian besi tersebut di letakkan di bawah gerinda potong,
dijepit dan dikunci dengan kuat agar besi tidak lepas, lalu besi dipotong
sesuai dengan panjang dan tanda yang ada pada besi. Setelah semua besi berhasil
dipotong, besi-besi tersebut diukur garis siku-sikunya dengan menggunakan
penggaris siku, besi-besi itu diberi tanda dengan tip x, dan setelah
potongan-potongan besi itu selesai diberi tanda, maka dilanjutkan dengan
pemotongan besi tahap selanjutnya yaitu dipotong menggunakan gergaji tangan
dengan cara di masukkan ke mesin penjepit dan dipotong sesuai garis yang telah
ditandai pada besi tersebut. Pemotongan besi tahap kedua dapat dilakukan juga
menggunakan gerinda tangan dan gerinda duduk yang sebelumnya dipakai pada
proses pemotongan besi pertama.
4.2.3
Keselamatan kerja
Adapun hal-hal yang
harus diperhatikan praktikan sebelum proses pemotongan besi yaitu semua praktikan
harus menggunakan pakaian bengkel atau wearpak yang sesuai, kemudian letakkan
mesin gerinda jauh dari bahan yang mudah terpakai, praktikan sebaiknya
menggunakan kacamata pelindung, sepatu tertutup dan sarung tangan agar
terhindar dari percikan api yang terjadi pada saat proses pemotongan besi.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan, maka dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pada umumnya proses pemotongan besi merupakan
salah satu bagian dari proses pengolahan bahan setengah jadi menjadi barang
jadi.
2. Alat – alat yang digunakan saat pemotongan besi
yaitu masker, kacamata, bevel protector, surface plate, caliper,
dresser, dan kunci “L”.
3.
Mesin
gerinda merupakan mesin yang berfungsi
untuk menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk
benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel.
4.
Jenis-jenis
batu gerinda yaitu Flat wheels, Cup wheels, Dish grinding
wheels, Shaped grinding wheels, dan Cylindrical grinding wheel.
5.
Prinsip kerja dari gergaji
tangan adalah langkah pemotongan kearah depan sedangkan langkah mundur mata
gergaji tidak melakukan pemotongan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hendroprawoko.,1983.Perbengkelan Pertanian. Yogyakarta: Fakultas Teknik Pertanian Universitas Gajah
Mada.
Sudaryanto.2001.Modul Praktikum Perbengkelan Pertanian. Bandung:
Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian Universitas Padjadjaran.
Taufiq Rochim, 1989. Proses Pemesinan. Bandung: HEDSP.
Triyanto, Ant. 2009. Teknik
Gerinda 2. Surakarta : Kolese Mikael Surakarta.
Wiyosumarto, Subagyo., Ir. 1982. Perbengkelan Pertanian I. Jakarta.:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kami adalah perusahaan yang khusus menjual produk Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.
ReplyDeleteOli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Gemuk.
Kami menjadi salah satu perusahaan yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pabrik-pabrik besar di Indonesia, termasuk kebutuhan akan pelumasan khusus.
Prinsip kami adalah selalu mengembangkan hubungan jangka panjang kepada setiap customer. Bila anda butuh info lebih lanjut, silahkan menghubungi kami.
Mobile : 0813-1084-9918
Whatsapp : 0813-1084-9918
name : Tommy. K
Email1 : tommy.transcal@gmail.com