PERALATAN DAN PEKERJAAN DASAR PERBENGKELAN KONTRUKSI LOGAM (PEMOTONGAN BESI)



PERALATAN DAN PEKERJAAN DASAR PERBENGKELAN KONTRUKSI LOGAM (PEMOTONGAN BESI)
( Laporan Praktikum Perbengkelan )




Oleh:

Fanya Alfacia Arafat
1314071022




LABORATORIUM DAYA ALAT DAN MESIN PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I.          PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang

Mesin Potong merupakan alat potong yang biasanya untuk memotong bahan-bahan yang terbuat dari logam atau kayu. Mesin ini memiliki satu deretan mata potong pada kelilingnya yang masing-masing berlaku sebagai pemotong tersendiri pada daur putaran. Sebagian mesin perkakas atau ragam mesin merupakan suatu alat yang digunakan antara lain, untuk memotong benda-benda kerja atau bahan yang terbuat dari besi dan kayu (Sudaryanto, 2001).

Pada umumnya proses pemotongan besi merupakan  salah satu bagian dari proses pengolahan bahan setengah jadi menjadi barang jadi. Proses pemotongan besi selalu disesuaikan dengan macam bentuk pesanan dengan aneka ragaman bentuk  dapat dilakukan disini, ketebalan 2mm - 150 mm bahkan lebih dan dapat produksi dalam jumlah masal. Proses pemotongan besi biasa dilakukan dalam perbengkelan, hal ini dilakukan sebagai proses pembelajaran untuk semua praktikan yang mengambil mata kuliah perbengkelan, pemotongan besi dapat dilakukan dengan menggunakan mesin potong besi, seperti gerinda, gergaji besi, dan lain-lain.

Teknik Perbengkelan adalah pengetahuan dan ketermpilan tentang peralatan dan metode untuk membuat, membentuk, merubah bentuk, merakit ataupun memperbaiki suatu benda (dalam hal ini adalah berbahan dasar logam) menjadi bentuk baru atau kondisi yang lebih baik, baik manfaat ataupun estetika.


Yang dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung besi lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat besi dapat dilakukan dengan menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang meliputi macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah memotong, melubangi, meregang, menyambung, dan lain-lain.


1.2       Tujuan
Adapun Tujuan dari praktikum Perbengkelan ini adalah:
1.      Mahasiswa mampu menggunakan mesin pemotong besi.
2.      Mahasiswa mengetahui proses dan cara kerja mesin pemotong besi.
3.      Mahasiswa mampu mengukur siku-siku pada besi yang akan digunakan.

II.        TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Gerinda
Mesin gerinda  merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain. ada umumnya mesin gerinda  digunakan untuk menggerinda atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan agar kita menggunakannya secara benar karena penggunaan mesin gerinda  untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar (Triyanto, 2009).

Bagian badan mesin yang biasanya terbuat dari besi tuang yang memiliki sifat sebagai peredam getaran yang baik. Fungsinya adalah untuk menopang meja kerja dan dan menopang kepala rumah spindel. Bagian poros spindel merupakan bagian yang kritis karena harus berputar dengan kecepatan tinggi juga dibebani gaya pemotongan pada batu gerindanya dalam berbagai arah. Bagian meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi hasil kerja proses gerinda karena diatas meja inilah benda kerja diletakkan melalui suatu ragum ataupun magnetic chuck yang dikencangkan pada meja.

Berikut ini merupakan cara mengoperasikan sebuah mesin gerinda, yaitu sebagai berikut:
1.    Posisi benda kerja bebas, tergantung tingkat kesulitan pengerjaan.
2.    Pasang kabel penghubung ke stop kontak dan pastikan kabel kondisi normal, aman, tidak melilit dan tidak ketarik.
3.    Hidupkan mesin dengan memindahkan saklar ke posisi ON.
4.    Arahkan mesin secara perlahan-lahan dari berbagai posisi (pertimbangkan tingkat kesulitan) secara teratur dan aman, sampai benda kerja terlihat rata dan
halus. Biasanya pengerjaan ini setelah proses pengelasan selesai.
5.    Untuk mematikan mesin, pindahkan saklar ke posisi OFF.

Macam – macam batu gerinda:
Jenis-jenis batu gerinda memilki berbagai macam, seperti shaped grinding wheels, cylindrical grinding wheels. Fungsi dari batu gerinda tersebut juga berbeda-beda dalam pemakaiannya, berikut fungsi dari beberapa jenis batu gerinda.
1.        Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti handtap, countersink, mata bor, dan sebagainya.
2.        Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat bubut, dan sebagainya.
3.        Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter
4.        Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang sangat keras, seperti HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment.
5.        Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam
suatu jenis produk. Selain fungsi yang berbeda pada setiap jenis batu, juga mempunyai warna batu yang berbeda pula, dimana setiap warna yang dimiliki batu mempunyai karakteristik yang berbeda pula, di pasaran pada umunya terdapat warna merah muda, putih dan hijau (Sudaryanto, 2001).

LANGKAH KERJA PENGGUNAAN MESIN GERINDA:
Pada umumnya bekerja dengan mesin gerinda prinsipnya sama dengan proses pemotongan benda kerja. Pisau atau alat potong gerinda adalah ribuan keping berbentuk pasir gerinda yang melekat menjadi keping roda gerinda. Proses penggerindaan dilakukan oleh keping roda gerinda yang berputar menggesek permukaan benda kerja. Kecepatan kerja dalam kerja gerinda bukan faktor utama, hasil akhir dalam bentuk dan ketepatan ukuran lebih diutamakan. Dua operasi penggerindaan yang akan dijelaskan adalah kerja gerinda permukaan dan kerja gerinda silinder luar dan dalam.
Urutan kerja gerinda umumnya adalah sebagai berikut :
 a. Pemahaman gambar kerja
 b. Pencekaman benda kerj
 c. Pemeriksaaan air pendingin
 d. Pemeriksaan ketajaman roda gerinda
 e. Pengaturan putaran
 f. Penyetelan panjang langkah dan dalamnya pemakanan
 g. Pemeriksaan penggerindaan (jalan kosong)
 h. Penggerindaan benda kerja
 i. Pemeriksaan hasil gerinda (
Sudaryanto, 2001).

Syarat utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan roda gerinda ialah :
A.    Sifat fisik dari material yang akan digerinda mempengaruhi pemilihan dari bahan asah. Gunakan roda gerinda alumunium oksida untuk material-material berkekuatan tarik yang tinggi. Seperti contoh baja karbon, baja campuran, baja kecepatan tinggi, besi tempa, perunggu dll. Gunakan roda gerinda silicon carbide untuk material berkekuatan tarik yang rendah. Contoh besi kelabu, kuningan, alumunium, tembaga, granite, karet, kulit dan lain – lain. Gunakan roda gerinda keras untuk material yang lunak dan gunakan roda gerinda lunak untuk material yang keras. Bila menggerinda material keras, butiran-butiran lebih cepat tumpul dari material lunak, maka lunaknya perekat diperlukan untuk memudahkan butiran-butiran membelah atau meninggalkan roda gerinda dengan tujuan memunculkan butiran-butiran baru sebagai penggantinya. Material lunak kurang cepat penumpulan butiran-butirannya. Perekat kuat memungkinkan pemegangan butiran-butiran lebih lama.
B.      Banyaknya material yang dihilangkan dan hasil akhir yang diminta mempengaruhi pemilihan dari     ukuran   butiran, struktur dan tipe perekat. Gunakan roda gerinda yang kasar dan berpori-pori untuk pemakanan banyak. Gunakan roda gerinda berbutiran halus untuk penyelesaian yang baik. Gunakan roda gerinda berbutiran kasar untuk material liat dan berbutiran halus untuk material keras. Disini kecepatan produksi bukan faktor yang penting (Triyanto, 2009)

Menggerinda Permukaan. Menggerinda permukaan adalah mengerjakan penggerindaan pada permukaan yang lurus. Jenis gerinda permukaan antara lain:
A.      Memotong atau menipiskan permukaan yang panjang dan gerinda bentuk. Benda kerja diletakkan pada meja mesin yang diikat dengan magnit. Roda gerinda dipasang pada poros yang letaknya horizontal. Pamakanannya bergerak menurun dan diatur antara 1/1000 sampai 5/100 mm setiap gerak pemakanannya.
B.       Gerinda permukaan lainnya adalah menggerinda benda kerja yang dipasang pada kepala tetap (cekam), dan diantara dua senter. Untuk benda kerja yang dijepit antara dua senter, dapat menggunakan permukaan depan roda gerinda. Agar permukaan benda kerja rata, permukaan depan roda gerinda di truing minimum 1 derajat kearah pusat sumbu.

Menggerinda silinder.
A.    Menggerinda silinder luar. Dilakukan dengan gerak memanjang untuk benda kerja panjang, dan gerak tegak lurus untuk benda yang tebalnya tidak melebihi tebal roda gerinda. Gerak tegak lurus juga dilakukan untuk gerinda bentuk.
B.     Menggerinda silinder dalam. Dilakukan sesuai posisi benda kerja, yaitu benda kerja dapat berputar misalnya bentuk ring, pelana (bush), dan benda kerja tidak dapat berputar, misal bentuk jig dan dies.


2.2 Gergaji Tangan
Gergaji ialah sejenis alat yang digunakan untuk memotong sesuatu. Bilah gergaji biasanya bergerigi dan bentuk gigi gergaji bergantung kepada bahan yang dipotong, contohnya kayu atau logam. Ada banyak jenis gergaji. Diantaranya merupakan peralatan tangan yang bekerja dengan kekuatan otot. Beberapa gergaji memiliki sumber tenaga lain seperti stim, air atau elektrik dan lebih kuat dari gergaji tangan. Gergaji tangan digunakan untuk memotong benda kerja yang sederhana.Pahat gergaji berbentuk pisau fleksibel tipis dengan panjangnya 200 mm sampai 300 mm,jarak bagi gigi atau jarak antara puncak gigi 0,8 sampai1,8 mm,dan dilengkapi dengan penggangan berupa rangka tangkai yang nyaman bila dipegang (Wiyosumarto, 1982).

Gergaji biasanya menimbulkan bunyi bising. Menggunakan gergaji untuk memotong bahan agak berbahaya karena tepinya yang tajam. Bagian benda yang dipotong gergaji dapat terbang tanpa disadari dan berbahaya buat pernapasan, mata dan kulit. Gergajit tangan adalah alat potong yang banyak digunakan pada bengkel kerja bangku dan kerja mesin. Gergaji tangan adalah peralatan utama dalam bengkel, karena fungsi alat ini adalah untuk menyiapkan bahan bakal yang akan dikerjakan atau dibuat benda kerja.

Prinsip kerja dari gegaji tangan adalah langkah pemotongan kearah depan sedangkan langkah mundur mata gergaji tidak melakukan pemotongan. Prinsip kerja tersebut sama dengan prinsip kerja mengikir. Pekerjaan pemotongan dilakukan oleh dua daun mata gergaji yang mempunyai gigi-gigi pemotong. Dengan menggunakan gergaji tangan dapat dilakukan pekerjaan seperti memendekkan benda kerja, membuat alur/celah dan melakukan pemotongan kasar/pekerjaan awal sebelum benda kerja dikerjakan oleh peralatan lain (Wiyosumarto, 1982)

Adapun bagian-bagian dari gergaji tangan adalah:
1.        Bingkai/rangka, Bingkai gergaji kuat dan kokoh untuk memegang mata gergaji ketika dipasang dalam berbagai bentuk untuk melakukan suatu pekerjaan. Terdapat dua jenis bingkai, yaitu bingkai tetap dan bingkai tidak tetap. Bingkai tetap hanya dapat memegang mata gergaji yang sama panjangnya dengan bingkai. Sementara bingkai tidak tetap dapat digunakan untuk memasang mata gergaji yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda. tersebut.
2.        Pemegang, Pemegang gergaji terdiri dari berbagai jenis, seperti pemegang yang berbentuk lurus atau benbentul pistol. Pemilihan pemegang gergaji tergantung pada keinginan pemakai pada saat melakukan pekerjaan tertentu.
3.        Peregang/pengikat, Peregang adalah baut yang terdapat pada bingkai gergaji yang berfungsi untuk mengikat dan mengatur ketegangan mata gergaji pada saat dipasang pada bingkai.
4.        Daun mata gergaji, Pemilihan mata gergaji sangat penting untuk mengergaji sesuatu jenis logam dengan baik. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada saat memilih mata gergaji adalah:
·        Bahan mata gergaji, Mata gergaji dibuat dari bahan seperti baja karbon tinggi, baja tahan panas, baja paduan tungsten dan baja paduan molibdenum. Pemilihan jenis mata gergaji tergantung pada kekerasan logam yang akan dipotong. Mata gergaji yang terbuat dari baja tahan panas lebih ekonomi dan tidak cepat haus jika dibandingkan dengan jenis yang lain.
·        Kekerasan mata gergaji, Kebanyakkan mata gergaji dikeraskan keseluruhannya, tetapi untuk jenis mata gergaji lentur, hanya bagian giginya saja yang dikeraskan. Mata gergaji ini jarang patah dan dapat memotong bagian-bagian yang sukar dipotong.
·        Ukuran mata gergaji, Panjang mata gergaji adalah antara 255 mm hingga 300 mm untuk gergaji besi tangan.
·        Bentuk mata gigi, Bentuk mata gergaji adalah berselang seling kekiri dan kekanan. Tujuannya adalah supaya mata gergaji ini tidak terjepit pada saat memotong benda kerja dan juga untuk memberi ruang pada serbuk logam agar mudah keluar.
Ukuran mata gergaji diukur dari:
·      Panjang
·      Tebal
·      Lebar
·      Jarak atau bilangan gigi dalam satu inci

Panjang bilah mata gergaji tangan diukur dari jarak antara pusat lubang pada setiap ujungnya. Untuk bilah mata gergaji tangan yang biasa digunakan panjangnya ialah 250 mm dan 300 mm, lebarnya 13 mm dan 16 mm serta tebalnya adalah 0.63 mm dan 0.80 mm (Wiyosumarto, 1982).


2.3 Pemotongan Besi
Jika sebuah struktur dibuat, prosedur pertama adalah pemotongan material dan ada beberapa metode pemotongan. Tenaga mekanis digunakan untuk pengguntingan dan penggergajian, dan sumber panas temperatur tinggi untuk pemotongan dengan gas dan mesin potong busur plasma. Berbagai macam teknik pemotongan digunakan dalam sehari-harinya, tergantung dengan kebutuhannya, misalnya seperti kapasitas pemotongan, jenis material yang dipotong, akurasi pemotongan, kualitas permukaan potong, kemampuan operasinya, efisiensi biaya dan faktor keamanan.
.
Sumber energi panas yang digunakan untuk pemotongan termal termasuk reaksi oksidasi, energi listrik, energi sinar dan kombinasi dari tersebut diatas. Bagaimanapun juga pemotongan termal sangat jarang digunakan hanya dengan energi termal saja. Sebagian besar dari potong termal dilakukan dengan pemanasan bagian logam yang dipotong dan peniupan terak yang timbul sebagai hasil dari pemotongan oleh gas. Energi hidrodinamik dari gas adalah sangat penting.
Dalam mesin potong besi ini dapat memotong benda-benda yang terbuat
dari besi dan benda-benda logam lainnya (Hendroprawoko, 1983).

Adapun langkah-langkah untuk mengoperasikan mesin potong besi adalah sebagai berikut:
1.        Memasang benda seperti pipa bulat, besi kotak, plat besi, besi siku dan sebagainya ke Vise Plate kemudian menetekan dengan mengatur Vise Handle.
2.        Benda kerja yang panjang harus ditopang dengan balok kayu sebelum pemotongan berlangsung.
3.        Memasang kabel penghubung ke stop kontak dan memastikan kabel dalam keadaan normal, aman, tidak melilit dan tidak ketarik.
4.        Menghidupkan mesin dengan menekan dan menahan tombol Trigger, serta secara perlahan lengan pemotong diturunkan.
5.        Menyelesaikan pemotongan dengan baik dan melepaskan tombol Trigger setelah proses pemotongan selesai.
Alat-alat yang diperlukan selama menggunakan mesin pemotong besi adalah sebagai berikut :
1.      Masker, digunakan untuk melindungi pernafasan kita pada saat melakukan penggerindaan, terutama pada saat melakukan dressing.
2.      Kacamata, untuk melindungi mata dari percikan bunga api dan debu pada saat penggerindaan.
3.      Bevel protector, alat yang digunakan untuk mengukur sudut pada alat potong setelah melakukan penggerindaan.
4.      Surface plate, alat yang digunakan untuk melihat kerataan/ketinggian pada mata cutter, berupa alat yang mempunyai permukaan sangat rata dan halus.
5.      Caliper, digunakan untuk mengukur sebuah dimensi, biasanya dipakai untuk membuat pahat ulir.
6.      Dresser, merupakan batu diamond yang digunakan untuk membersihkan batu gerinda yang kotor.
7.      Kunci “L” dan kunci pas, untuk mengatur sudut-sudut pada alat potong yang akan digerinda (Taufiq Rochim, 1989).

2.4 Gerinda tangan
Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk  dilas, dan lain-lain. Gerinda tangan adalah salah satu alat yang paling sering digunakan dalam proses produksi metalworking. Mesin gerinda tangan akan sangat bermanfaat bila digunakan sesuai dengan prosedur yang aman. Bila cara aman menggunakannya tidak dipenuhi, risiko yang akan muncul sangat besar karena alat ini menggunakan prinsip putaran mesin yang tinggi. Nah, untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja saat mengoperasikan mesin gerinda tangan, ada baiknya mengikuti standar prosedur pemakaian mesin gerinda tangan
(Triyanto, Ant. 2009).

Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan agar kita menggunakannya secara benar karena penggunaan mesin gerinda tangan untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar (Triyanto, Ant. 2009).

Sebelum menggunakan mesin gerinda tangan, pakailah perlengkapan pengaman pribadi. Hampir semua cedera akibat kecelakaan penggunaan mesin gerinda tangan adalah mengenai kepala. Karena itu gunakanlah pelindung kepala yang full-face dan transparan untuk meminimalisir risiko cedera parah. Usahakan sebaiknya rambut tidak panjang, bila memang panjang, ikat kebelakan dan dimasukkan ke dalam topi. Pakai alat penutup telinga untuk mengurangi suara bising saat pengerjaan menggunakan mesin gerinda tangan. Usahakan menggunakan alat penutup telinga yang sudah terstandarisasi secara teknis dan medis untuk mengurangi suara bising yang dapat didengar telinga manusia.
Pakai sepatu pengaman saat proses grinding berlangsung. Sepatu yang dipakai adalah sepatu yang tidak mudah terbakar dan pada bagian jemari kaki dilindungi oleh lapisan sepatu yang lebih kuat (Triyanto, Ant. 2009).

Kenakan pakaian operator yang benar. Pakaian yang digunakan adalah pakaian yang cukup tebal dan menutupi semua bagian tubuh. Hindari pakaian yang longgar karena dapat mengakibatkan baru gerinda yang lepas atau pecah masuk ke dalam kolong baju. Gunakan sarung tangan yang menutupi semua bagian tangan. Pastikan sarung tangan yang dipakai nyaman dan Anda tetap dapat dengan cepat menyentuh tombol OFF disaat yang diperlukan (Triyanto, Ant. 2009).

Sama seperti alat listrik lainnya, mesin gerinda juga berisiko mengalami korsleting bila arus listrik mengalir dengan tidak sempurna. Sesuaikan batu gerinda yang akan dipakai. Penggunaan batu gerinda yang salah juga dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Dan bukan hanya mesin rusak, risiko cedera juga akan meningkat. Batu gerinda yang digunakan juga harus dalam kondisi baik atau prima. Periksa kondisi gerinda harus dalam bentuk yang simetris. Bila batu gerinda asimetris akan mengakibatkan pecah pada putaran tinggi (Triyanto, Ant. 2009).

Perhatikan posisi kabel saat mengerjakan proses menggerinda. Karena bila tidak bisa mengakibatkan kabel terpotong dan mengalami korsleting sehingga akan menghambat pekerjaan Anda. Saat proses menggerinda, posisikan badan dengan nyaman dan aman. Selalu gunakan kedua tangan untuk memegang mesin. Jangan menekan mesin terlalu keras ke benda kerja, karena akan mengakibatkan mesin bekerja dengan berat. Biasanya ini dikarenakan batu gerinda yang tidak tajam. Dengan begitu daya listrik yang dipakai akan lebih besar. Ini akan menjadi sebuah kerugian bagi Anda sebagai pengusaha. Gunakanlah batu gerinda yang tajam, berkualitas prima dan anti selip. Maka proses pengerjaan akan menjadi lebih efisien, hemat listrik, dan hemat waktu (Triyanto, Ant. 2009).

Perhatikan jarak aman material yang digerinda dengan tanah. Jadi saat material dipotong tidak jatuh terlalu tinggi dari posisi pemotongan yang dapat mengakibatkan cedera kaki. Arahkan percikan api dengan benar dan jauh dari orang di sekitar Anda. Beberapa material mungkin tidak menghasilkan percikan api saat proses menggerinda, namun sisa potongan kecilnya tetap berbahaya karena panas dan dapat mencederai orang disekitar Anda. Setiap mesin gerinda pasti terdapat petunjuk arah berupa tanda panah yang menunjukkan kemana arah buang percikan api (Triyanto, Ant. 2009).

Jangan ambil risiko menggunakan batu gerinda yang asal murah. Perhatikan kualitasnya, karena ini sangat berpengaruh terhadap hasil kerja dan efisiensi waktu dan daya. Setelah selesai menggerinda, tunggu sampai batu gerinda berhenti total. Kemudian letakkan mesin gerinda di permukaan yang datar dengan batu gerinda berada diatas (mengarah ke atas). Ini untuk mengantisipasi bila mesin tidak sengaja menyala, maka batu gerinda yang berputar tidak mengenai benda apapun. Cabut kabel mesin dari stop kontak bila sudah tidak akan digunakan lagi dalam jangka waktu lama atau saat sedang mengganti batu gerinda (Triyanto, Ant. 2009).

III.       METODOLOGI


3.1       Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Perbengkelan dengan judul Pemotongan Besi ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 27 Maret 2015 pukul 15.00 – 16.40 WIB, di Laboratorium Daya Alat dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2       Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum Perbengkelan yaitu Mesin Gerinda, Gerinda tangan, gergaji tangan, dan pengukur siku-siku, dan kacamata pelindung.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu plat besi panjang, tip x, penggaris, dan balok.

3.3       Diagram Alir
Disiapkan 2 buah besi yang panjang, tip x, dan penggaris
Diukur siku-siku dengan penggaris siku pada besi yang telah dipotong dan ditandai dengan tip x atau spidol
Dilakukan pemotongan besi dengan mesin pemotong.
Dilakukan pemotongan dengan gergaji atau gerinda tangan pada besi yang sudah diberi garis.
 












IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1    Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh data hasil pengamatan sebagai berikut :
No.
Gambar
Keterangan
1.

Proses Pengukuran siku-siku besi menggunakan penggaris siku pada besi yang telah dipotong.
    2.
 

Proses pemotongan besi  dengan menggunakan mesin gerinda.

    3.
 

Proses pemotongan beai menggunakan gergaji tangan pada besi yang telah diberi garis siku.
4.
 
Proses pemotongan beai menggunakan gerinda tangan pada besi yang telah diberi garis siku.


4.2       Pembahasan

4.2.1 Pemotongan Besi
Pada umumnya peroses pemotongan besi merupakan  salah satu bagian dari proses pengolahan bahan setengah jadi menjadi barang jadi. Proses pemotongan besi selalu disesuaikan dengan macam bentuk pesanan dengan aneka ragaman bentuk besi yang akan dibuat ke tahap selanjutnya. Pemotongan besi dilakukan oleh semua praktikan, masing-masing praktikan memperoleh 2 potong besi dengan panjang 20cm, kemudian besi tersebut akan diproses kembali dengan mesin pemotong sehingga bisa terbentuk sebuah kotak dari potongan-potongan besi tersebut.

4.2.2 Prosedur Pemotongan
Prosedur atau proses pemotongan besi pada praktikum ini diawali dengan pengukuran pada besi yang akan dipotong, besi yang akan dipotong diukur dengan panjang 20cm, setelah besi diukur dengan masing-masing panjang besi 20cm dan besi tersebut diberi tanda dengan tip x, kemudian besi tersebut di letakkan di bawah gerinda potong, dijepit dan dikunci dengan kuat agar besi tidak lepas, lalu besi dipotong sesuai dengan panjang dan tanda yang ada pada besi. Setelah semua besi berhasil dipotong, besi-besi tersebut diukur garis siku-sikunya dengan menggunakan penggaris siku, besi-besi itu diberi tanda dengan tip x, dan setelah potongan-potongan besi itu selesai diberi tanda, maka dilanjutkan dengan pemotongan besi tahap selanjutnya yaitu dipotong menggunakan gergaji tangan dengan cara di masukkan ke mesin penjepit dan dipotong sesuai garis yang telah ditandai pada besi tersebut. Pemotongan besi tahap kedua dapat dilakukan juga menggunakan gerinda tangan dan gerinda duduk yang sebelumnya dipakai pada proses pemotongan besi pertama.

4.2.3 Keselamatan kerja
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan praktikan sebelum proses pemotongan besi yaitu semua praktikan harus menggunakan pakaian bengkel atau wearpak yang sesuai, kemudian letakkan mesin gerinda jauh dari bahan yang mudah terpakai, praktikan sebaiknya menggunakan kacamata pelindung, sepatu tertutup dan sarung tangan agar terhindar dari percikan api yang terjadi pada saat proses pemotongan besi.

V.        KESIMPULAN


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Pada umumnya proses pemotongan besi merupakan  salah satu bagian dari proses pengolahan bahan setengah jadi menjadi barang jadi.
2.      Alat – alat yang digunakan saat pemotongan besi yaitu masker, kacamata, bevel protector, surface plate, caliper, dresser, dan kunci “L”.
3.      Mesin gerinda  merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel.
4.      Jenis-jenis batu gerinda yaitu Flat wheels, Cup wheels, Dish grinding wheels, Shaped grinding wheels, dan Cylindrical grinding wheel.
5.      Prinsip kerja dari gergaji tangan adalah langkah pemotongan kearah depan sedangkan langkah mundur mata gergaji tidak melakukan pemotongan.












DAFTAR PUSTAKA


Hendroprawoko.,1983.Perbengkelan Pertanian. Yogyakarta: Fakultas Teknik Pertanian Universitas Gajah Mada.

Sudaryanto.2001.Modul Praktikum Perbengkelan Pertanian. Bandung: Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian Universitas Padjadjaran.

Taufiq Rochim, 1989. Proses Pemesinan. Bandung:  HEDSP.

Triyanto, Ant. 2009. Teknik Gerinda 2. Surakarta : Kolese Mikael Surakarta.

Wiyosumarto, Subagyo., Ir. 1982. Perbengkelan Pertanian I. Jakarta.: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.














Comments

  1. Kami adalah perusahaan yang khusus menjual produk Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.

    Oli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Gemuk.

    Kami menjadi salah satu perusahaan yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pabrik-pabrik besar di Indonesia, termasuk kebutuhan akan pelumasan khusus.
    Prinsip kami adalah selalu mengembangkan hubungan jangka panjang kepada setiap customer. Bila anda butuh info lebih lanjut, silahkan menghubungi kami.

    Mobile : 0813-1084-9918
    Whatsapp : 0813-1084-9918
    name : Tommy. K
    Email1 : tommy.transcal@gmail.com

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

ALAT PENGOLAHAN TANAH SEKUNDER (GARU PIRING)

PENDIDIKAN ORANG DEWASA